Unek-unek dari sudut pandang Drafter
- Yang punya ide drafter, yang menggambar drafter tapi yang dapat nama Arsitek.
- Arsitek kok tidak bisa menggambar pakai software komputer, ya lebih hebat drafter dong. ini mungkin terjadi pada arsitek senior yang tidak mengikuti dan mempelajari teknologi terbaru khususnya dibidang komputerisasi.
- apa lagi ya?… silahkan didiskusikan disini.
- Drafter kok mengambil alih tugas arsitek, membuatkan desain bangunan ke masyarakat secara langsung.
- Drafter ini kok gambarnya tidak sesuai dengan ide arsitek, semaunya sendiri.
- apa lagi ya?.. silahkan ditambahkan dibawah.
Inti dari permasalahannya yaitu terletak pada kriteria penilaian keahlian seseorang, kita tahu bahwa di Indonesia itu banyak yang mengukur sesuatu berdasarkan ijazah, padahal kita tidak tahu seperti apa seseorang ketika sekolah dulu, apakah pemalas yang sering mencontek temanya ataukah memang benar-benar rajin dan pandai, ditambah lagi yang namanya waktu itu terus berjalan, pasca sekolah bisa jadi ada yang terus belajar secara mandiri sehingga terus berkembang menjadi pribadi hebat, ada juga yang berhenti belajar sehingga kemampuanya mentok. Jadi masalah ahli atau pintar itu tidak bisa diukur dari gelar formal, sekolah hanyalah membantu untuk meningkatkan keahlian, selanjutnyaa ya tergantung pribadi masing-masing mau maju atau tidak, jadi saran buat drafter atau arsitek agar bisa bekerjasama dengan baik untuk menghasilkan karya terbaik, jangan lupa terus belajar secara mandiri maupun dibangku sekolah agar bisa menjadi yang terhebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar